”Setengah dari jumlah investor di bursa efek adalah milenial usia 18-25 tahun yang sebelumnya pada tahun 2019 presentasi investor milenial sekitar 33%. Dua tahun terakhir keterlibatan anak muda di bursa saham semakin menunjukkan tren positif," jelas Dendi.
Diharapkan, semakin banyaknya investor di pasar modal berasal dari kalangan milenial, masyarakat dapat lebih mengenal instrumen investasi saham, obligasi reksadana yang notabene ada di dalam pasar modal tanah air. Tidak hanya meningkat secara kuantitas, tetapi dari sisi pengetahuan dan pemahaman terhadap produk investasi pun diharapkan dapat meningkat pula, agar masyarakat terhindar dari investasi bodong.
”Masyarakat atau calon investor harus jeli melihat situasi dengan iming-iming mendapat keuntungan banyak, jangan sampai salah mengambil melangkah yang justru dapat merugikan diri sendiri," kata Dendi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)