Investor Domestik Bikin IHSG 'Kebal' Covid-19?

Agregasi Harian Neraca, Jurnalis
Kamis 08 Juli 2021 13:34 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Pertumbuhan investor pasar modal di tengah pandemi Covid-19 memberikan dampak positif terhadap industri pasar modal. Pertumbuhan investor domestik, khususnya ritel dapat meningkatkan ketahanan pasar modal Indonesia.

Sejak tahun lalu, investor domestik yang terdiri dari investor ritel dan investor institusi sudah mendominasi di mana lebih dari 50% kepemilikan saham sudah dimiliki oleh investor domestik yaitu tepatnya 54,9%.

Baca Juga: IHSG Sesi I Menguat ke 6.055, Makin Nyaman di Zona Hijau

”Ini membesarkan hati karena kita tahu dengan dominasi porsi aktivitas transaksi oleh investor domestik ini, kita harapkan market resilience atau ketahanan pasar modal kita akan semakin kuat, semakin terjaga," ujar Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi di Jakarta.

Hasan menyampaikan, berdasarkan data lima hingga enam tahun terakhir memang terbukti tren kenaikan dari sisi porsi kepemilikan investor ritel secara konsisten terus bertambah. Kini angkanya bahkan melampaui dua kali jika dibanding angka pada akhir 2015 yaitu dari 6,5% menjadi 14,5%. Sementara itu, sisanya sebanyak 40,5% dimiliki oleh investor institusi dan 45% dimiliki oleh investor asing.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di RI Bikin Investor Asing Khawatir tapi IHSG Masih Kuat

Sedangkan dari sisi nilai transaksi, selain peningkatan yang tajam dari Rp9,2 triliun pada 2020 menjadi Rp13,5 triliun pada Juni 2021, sebanyak 59,3% disumbangkan oleh aktivitas transaksi investor ritel dan menyisakan 16,2% porsi investor institusi dan 24,5% investor asing.

”Jadi seandainya ada sudden reversal karena mungkin gejolak ekonomi di mana investor asing untuk sementara harus pull out dan lakukan penjualan saham-sahamnya, terbukti beberapa saat lalu kita lihat indeks kita tetap dapat bertahan karena ada support atau dukungan penuh dari akivitas para investor domestik khususnya dari investor ritel kita," kata Hasan.

Hasan menambahkan, rupanya sumber pertumbuhan dan euforia dari investor ritel tersebut datangnya dari investor usia muda. Angka pertumbuhan tertinggi tercatat dari investor berusia 18-25 tahun atau generasi Z yang tumbuh 36% per Mei 2021. Lalu disusul oleh generasi milenial atau investor dengan rentang usia 26-30 tahun dan usia 31-40 tahun yang masing-masing tumbuh 19% dan 22%. Sedangkan investor yang berusia di atas 40 tahun tumbuh 23%. "Mudah-mudahan ini jadi demografi yang sangat baik yang menunjnag tingkat ketahanan pasar kita pada saat misalnya terjadi gejolak sesaat atau krisis yang kita hadapi," ujar Hasan.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya