Untuk KAI, PMN akan dialokasikan untuk pengerjaan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodetabek. Proyek Strategi Nasional ini menggunakan dana PMN sebesar Rp2,7 triliun. Sedangkan untuk pemenuhan base equity Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC) sebesar Rp4,3 triliun.
"Yang namanya LRT, ada Rp2,7 triliun dan tentu percepatan dari KCIC, LRT sendiri Alhamdulillah sudah mencapai hampir 80% lebih dan KCIC sudah 74-78%," katanya.
Sedangkan PMN HK senilai Rp19 triliun akan digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Sementara, PMN di tahun 2022 yang diberikan kepada 12 BUMN sebesar Rp72,44 triliun. Nilai tersebut mencapai 80%. Dana segar itu pun akan difokuskan pada program restrukturisasi, penugasan dan pengembangan bisnis perusahaan.
Adapun 12 BUMN tersebut di antaranya, pertama, PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp31,35 triliun untuk penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Kedua, PT Aviasi Pariwisata Indonesia senilai Rp9,31 triliun. Dana itu digunakan untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan infrastruktur aviasi, serta lahan dan penyelesaian proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Ketiga, PT PLN sebesar Rp8,23 triliun untuk membiayai program pendanaan infrastruktur ketenagakerjaan, membangun transmisi gardu induk dan distribusi listrik perdesaan untuk tahun pembangunan 2021-2022
Keempat, PT Bank Negara Indonesia (BNI) senilai Rp7 triliun, dimana, perseroan akan mengembangkan bisnis dan penguatan modal untuk meningkatkan modal tier I dan capital adequacy ratio (CAR).