Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memaparkan bahwa RI berhasil meningkatkan perdagangan dengan China, hingga mampu memperkecil defisit nilai perdagangan menjadi 3,19 miliar dolar AS pada Januari-Juni 2021. Mendag menyebutkan bahwa defisit perdagangan tersebut yang terendah sejak 2005.
Menurut Lutfi, prestasi itu merupakan wujud dari komitmen Indonesia dalam melakukan hilirisasi sektor pertambangan yang tidak lagi mengekspor dalam bentuk mentah.
"Ini adalah bagian dari komitmen kita untuk hilirisasi dari pertambangan kita. Dengan komitmen yang jelas, kita itu memotong separuh daripada defisit neraca perdagangan kita hanya dari satu komoditas, yaitu HS72 produk besi dan produk baja," pungkas Mendag.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)