Selain itu, Auric Digital Retail baru-baru ini telah menjadi pemegang saham terbesar di Perseroan, yang menambah keyakinan akan kepastian pengembangan, kontinuitas dan pelaksanaan strategi.
Perseroan berkeyakinan bahwa sahamnya bernilai terlalu rendah, sehingga Perseroan meluncurkan program pembelian kembali saham pada Agustus 2021, dengan maksimal 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan dengan dana yang dialokasikan sebesar Rp450 miliar.
Adapun pendapatan Perseroan terdiri atas penjualan eceran, penjualan konsinyasi, dan pendapatan jasa. Penjualan eceran menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp2,19 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp1,44 triliun.
Penjualan konsinyasi tercatat Rp1,36 triliun miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp760,07 miliar, dan pendapatan jasa tercatat Rp7,08 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp48,75 miliar.
LPPF mencatatkan adanya kenaikan beban pokok pendapatan di kuartal II-2021 menjadi Rp1,29 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp902,96 miliar, beban keuangan juga naik menjadi Rp60,37 miliar dari sebelumnya Rp51,63 miliar. Sementara itu, beban usaha mengalami penurunan menjadi Rp1,55 triliun dari sebelumnya Rp1,64 triliun.
Arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi tercatat Rp1,82 triliun, arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp34,96 miliar, dan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp1,29 triliun.
Matahari Department Store mencatatkan liabilitas sebesar Rp5,31 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,38 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp6,70 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp6,31 triliun.
(Dani Jumadil Akhir)