JAKARTA - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menambah modal untuk PT Taman Impian Jaya Ancol. Adapun Taman Impian Jaya Ancol merupakan entitas anak PJAA dengan jumlah kepemilikan saham sebesar 99,99%.
Corporate Secretary Pembangunan Jaya Ancol, Agung Praptono mengatakan, nilai transaksi peningkatan modal kepada Taman Impian Jaya Ancol sebesar Rp117,93 miliar. Hal tersebut dilaksanakan pada 27 Agustus 2021.
"Alasan dilakukannya transaksi untuk peningkatan modal disetor PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk ke PT Taman Impian Jaya Ancol," ujar Agung dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: Wajib Sudah Divaksin, Begini Syarat Masuk Taman Impian Jaya Ancol
Diketahui, tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi industri sektor rekreasi, beberapa tempat rekreasi bahkan sampai menutup usaha selamanya. Begitupun Jaya Ancol yang selama ini mempunyai backbone pendapatan dari sektor rekreasi juga terkena dampak yang signifikan.
Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol, Teuku Sahir Syahali mengatakan, selama tahun 2020 kunjungan ke kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol anjlok 76 persen dari 18 juta pengunjung menjadi 4,5 juta pengunjung. Begitu pula dengan wahana-wahana yang berada di dalam kawasan Taman Impian Jaya Ancol seperti Dunia Fantasi, Sea World Ancol, Ocean Dream Samudra, dan Atlantis Water Adventures juga ikut mengalami penurunan signifikan sebagai imbas ditutupnya tempat wisata pada masa PSBB maupun PPKM.
"Pendapatan turun sebesar 70 persen dari Rp1,3 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp414 miliar pada tahun 2020 dengan profitabilitas pada tahun 2019 laba sebesar Rp230 miliar turun menjadi rugi Rp392 miliar. Meskipun total kewajiban naik sebesar 17 persen yang diakibatkan kenaikan utang (PBB, provisi) dan utang bank, dan total aset terkoreksi sedikit menurun 1,3 persen. Sedangkan ekuitas turun sebagai akibat kerugian yang tercatat di tahun 2020," ujar Teuku dalam Public Expose secara virtual, Senin (30/8/2021).
Baca Juga: Resmi! Gubernur Anies Angkat Tom Lembong Jadi Komisaris Utama Ancol
Meskipun kinerja keuangan tidak terlalu menggembirakan. Perusahaan tetap mempertahankan komitmen tidak melakukan lay off kepada karyawan yang telah ikut membangun Perusahaan sampai saat ini. Manajemen juga mempertahankan posisi free cashflow untuk menjamin kelangsungan operasi. Perusahaan dan menjaga credit rating dari Pefindo di single A sehingga termasuk dalam investment grade.
“Untuk dapat bertahan dimasa pandemi, Manajemen melakukan beberapa hal untuk melakukan efisiensi cashflow diantaranya dengan penerapan strategi basic cost, dimana biaya yang dikeluarkan hanya yang benar-benar untuk keselamatan pengunjung, penjadwalan ulang semua proyek dan fokus untuk penyelesaian proyek Symphony of The Sea (kawasan pantai timur)," kata dia.