Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, jika dilihat dari pergerakan IHSG pada September bahwasannya indeks akan bertahan di zona merah. Pasalnya, hal tersebut merupakan bagian dari efek bulan September atau September Effect.
"Karena kalau secara historical pergerakan indeks cenderung bertahan di zona merah, kebetulan kalau sentimen selama bulan ini berkaitan dengan dinamika kebijakan The Fed yang akan melaksanakan kebijakan tapering, tapi pengumumannya lagi ditunggu," ucap Nafan.
Nafan menambahkan, selain September Effect maupun pengumuman The Fed, sentimen negatif terkait Evergrande juga menjadi sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG.
"Kebetulan juga pada 20 September sehubungan dengan properti asal Tiongkok bernama Evergrande, itu lumayan besar, tapi masalahnya perusahaan tersebut belum mampu melunaskan utang jatuh tempo, itu juga kebetulan membuat terjadinya kondisi panic selling yang pada pergerakan Bursa di regional Asia," tuturnya.
Evergrande Group atau Evergrande Real Estate Group (sebelumnya Hengda Group) merupakan perusahaan pengembang properti terbesar kedua di China dalam hal penjualan, menjadikannya perusahaan terbesar ke-122 di dunia dalam hal pendapatan, menurut 2021 Fortune Global 500 List.
Perusahaan tersebut berbasis di Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, dan menjual apartemen-apartemen utamanya kepada para pembeli berpendapatan menengah dan ke atas.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)