Duh! PLN Turunkan Proyeksi Permintaan Listrik 10 Tahun ke Depan, Ada Apa?

Oktiani Endarwati, Jurnalis
Selasa 05 Oktober 2021 15:26 WIB
PLN Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Listrik. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 telah disusun dalam ketidakpastian demand yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Realisasi pertumbuhan listrik pada 2020 minus 0,79%, sehingga selanjutnya diproyeksikan pertumbuhan listrik untuk 10 tahun ke depan rata-rata sebesar 4,9% per tahun.

"Pertumbuhan listrik untuk 10 tahun ke depan rata-rata sebesar 4,9% per tahun, lebih rendah dari RUPTL 2019-2028 dengan rata-rata sebesar 6,4% per tahun," ujar Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan, pada Webinar Diseminasi RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030, Selasa (5/10/2021).

Baca Juga: Cara Dapatkan Diskon Listrik Oktober 2021, Ikuti Langkah Ini

Di sisi lain, sebagian besar pembangkit program 35.000 megawatt yang telah direncanakan sejak 2015 memasuki masa konstruksi dan akan segera beroperasi. Hal ini akan berpotensi terjadinya over supply karena pasokan listrik yang tersedia dalam jumlah besar dengan demand yang rendah.

Zulkifli menuturkan, PLN berupaya untuk mengurangi risiko atau dampak oversupply antara lain melalui peningkatan demand dengan program pemasaran yang agresif seperti kompor induksi, kendaraan listrik (EV). Upaya lainnya dengan bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar terciptanya demand baru di Kawasan Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dan yang lainnya.

Baca Juga: Daftar Diskon Listrik hingga Akhir 2021

Pada sisi infrastruktur PLN akan meminimalkan penambahan kapasitas infrastruktur baru dan melaksanakan relokasi pembangkit PLTG/GU ke daerah-daerah yang membutuhkan untuk meminimalkan biaya investasi dan meningkatkan utilisasi aset serta melaksanakan negosiasi penyesuaian jadwal, baik itu kepada IPP pembangkit maupun penyedia bahan bakar.

"Pelaksanaan program co-firing yang tidak memerlukan biaya belanja modal dan hanya mengoptimalkan biaya operasional sehingga risiko kelebihan pasokan dapat dihindari sejalan dengan peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT)," jelasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya