3. India: mobil dan chip komputer
Produsen mobil terbesar di India, Maruti Suzuki, mengalami penurunan produksi, sebagian karena kekurangan pasokan chip komputer secara global.
Chip ini digunakan untuk mengatur sejumlah fitur seperti suplai mesin dan pengereman darurat.
Kekurangan tersebut didorong oleh gangguan terkait pandemi di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan.
Permintaan global untuk chip - yang juga digunakan di ponsel dan komputer - sudah meningkat sebelum pandemi, karena adopsi teknologi 5G.
Pergeseran kerja dari kantor ke kerja dari rumah menyebabkan peningkatan permintaan lainnya, karena orang membutuhkan laptop atau webcam untuk bekerja
Kekurangan pasokan komponen di India itu diperparah dengan kendala di sektor energi yang dialami negara itu.
Stok batu bara semakin menipis. Sementara perekonomian menggeliat setelah gelombang kedua Covid-19 yang mematikan di India, yang menyebabkan peningkatan permintaan energi.
Namun harga batu bara global meningkat dan impor India mengalami penurunan.
Dampaknya telah meluas, kata Zohra Chatterji, mantan Chief of Coal India Limited.
Seluruh sektor manufaktur - semen, baja, konstruksi - semuanya terkena dampak begitu ada kekurangan batu bara."
Warga India akan terkena juga, kata para ahli, karena kenaikan harga listrik.
Inflasi yang tinggi juga menyebabkan harga kebutuhan pokok seperti makanan dan minyak sudah naik.
4. Brasil: Kopi dan air
Krisis air yang terjadi di Brasil selama hampir satu abad dianggap sebagai salah satu penyebab panen kopi yang gagal tahun ini.
Dikombinasikan dengan salju dan siklus panen alami, kekeringan berkontribusi pada penurunan yang signifikan dalam produksi kopi.
Tantangan bagi produsen kopi diperburuk oleh biaya pengiriman yang tinggi dan kekurangan kontainer.
Kenaikan biaya dari produsen kopi akan diteruskan ke kafe-kafe di seluruh dunia, karena Brasil adalah produsen dan pengekspor kopi terbesar.
Dengan sebagian besar energi listrik negara itu berasal dari pembangkit listrik tenaga air dari bendungan, kekurangan air akan membawa dampak langsung pada pasokan energi Brasil,
Seiring dengan melonjaknya biaya energi, otoritas Brasil meminta warganya untuk membatasi penggunakan listrik demi menghindari penjatahan.
Menteri energi Brasil mengatakan instansi pemerintah telah diminta untuk mengurangi penggunaaan listriknya sebanyak 20%, menurut laporan Washington Post.