NEW YORK - Harga minyak menguat pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Harga minyak rebound dari kerugian di tengah laporan OPEC+ dapat menyesuaikan rencana meningkatkan produksi minyak jika negara-negara konsumen besar melepaskan minyak mentah dari cadangan atau jika pandemi virus corona mengurangi permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 81 sen atau 1,0% menjadi USD79,70 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember menguat 81 sen atau 1,0% menjadi USD76,75 per barel.
Pejabat Jepang dan India sedang mencari cara melepaskan cadangan minyak mentah nasional bersama-sama dengan Amerika Serikat dan ekonomi utama lainnya untuk meredam harga.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok 5,8%, Brent Dijual di Bawah USD80/Barel
Pengumuman itu bisa datang paling cepat hari ini, tetapi pejabat Gedung Putih dan Departemen Energi AS mengatakan tidak ada keputusan resmi tentang pelepasan cadangan minyak yang dibuat.
Diskusi terjadi setelah pemerintah AS tidak dapat membujuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memompa lebih banyak minyak dengan produsen utama beralasan bahwa dunia tidak kekurangan minyak mentah.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Kembali Mahal
Sedangkan kelompok produsen sepakat bulan ini untuk tetap pada rencana meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari (bph) mulai Desember.
"OPEC mengirimkan sinyal bahwa jika para pemain ini melakukan ini, mereka memiliki beberapa barel yang dapat mereka tahan dan akan mengimbangi dampak rilis (cadangan)," kata Analis Senior Price Futures, Phil Flynn, dikutip dari Antara, Selasa (23/11/2021).