JAKARTA - Harga emas berjangka sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Harga emas berjangka naik karena perhatian investor beralih ke data inflasi AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
Data inflasi dapat mempengaruhi kecepatan Federal Reserve menaikkan suku bunga, saat mereka mengambil posisi menjelang Tahun Baru.
Baca Juga: Emas Antam Naik Seribu, Paling Murah Dijual Rp516.500
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terkerek USD5,2 atau 0,29%, menjadi ditutup pada 1.784,70 dolar AS per ounce.
"Tampaknya lebih merupakan langkah konsolidasi sekarang," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA. Dia mengatakan pasar mengawasi pertemuan Fed minggu depan dan investor mencari kejelasan lebih lanjut tentang suku bunga pada saat ketidakpastian di sekitar varian virus corona Omicron.
Baca Juga: Harga Emas Anjlok 1,2%, Investor Balik ke Aset Berisiko
Laporan Indeks Harga Konsumen AS pada Jumat (10/12/2021) dapat mempengaruhi kebijakan moneter Fed menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 14-15 Desember.
Pembicaraan telepon Biden-Rusia juga diawasi dengan ketat karena ketidakpastian geopolitik utama apa pun akan mendukung emas, tetapi harga emas bisa turun jika situasi Omicron tidak memburuk, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (7/12/2021) bahwa Barat khawatir Rusia akan menginvasi Ukraina dan memperingatkan "tindakan ekonomi dan lainnya yang kuat" sebagai hukuman jika Moskow memulai konflik militer.