Perjalanan Otto Toto Sugiri, OKB Berharta Rp35 Triliun Dijuluki Bill Gates Indonesia

Zikra Mulia Irawati, Jurnalis
Kamis 16 Desember 2021 12:29 WIB
Ilustrasi Perjalanan Otto Toto Sugiri (Foto: Shutterstock)
Share :

2011: Menangkap Peluang bersama DCI

 

Ide pensiun itu tidak berlangsung lama dan langsung pupus setelah Pemerintah berniat membangun pusat data yang didirikan oleh orang Indonesia sendiri. Sebagai seseorang dengan jiwa wirausaha yang tinggi, Sugiri bersama enam orang rekannya tidak tinggal diam atas peluang ini.

Dia lalu mendirikan DCI Indonesia. Agar mendapatkan klien besar, Sugiri bahkan berusaha keras agar perusahaannya itu mendapatkan sertifikasi Tier IV pada 2014 yang merupakan sertifikasi level tertinggi.

Untuk mendapatkan sertifikasi itu, Sugiri harus mengeluarkan budget 60% lebih banyak daripada sertifikasi Tier III. Tak hanya itu, persentase online perusahaan pusat data harus 99.995% dan memiliki cadangan daya sebagai antisipasi jika terjadi mati listrik untuk mendapatkan sertifikasi itu.

“Saya tertantang untuk membuat fasilitas dengan standar tertinggi, yang mana tidak murah. Pusat data Tier IV menghabiskan uang lebih banyak 60% dibandingkan Tier III. Namun, ini adalah persoalan membangun kredibilitas,” papar Sugiri.

DCI kini menjadi pusat data terbesar Indonesia dan melayani lebih dari separuh kapasitas lokal negeri ini. Setelah terdaftar pada Januari 2021, nilai saham DCI meningkat 11.000% dan menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di Indonesia.

Kapasitas pusat data Indonesia yang sesungguhnya adalah 81 MW, kalah jauh dengan Singapura yang mencapai 613 MW. Mengenai hal ini, pria yang penampilannya identik dengan kaos hitam dan rambut keperakan ini menyampaikan keprihatinannya.

“Indonesia memiliki populasi terbesar di wilayah ini (Asia Tenggara), tetapi memiliki kapasitas data per kapita terendah di dunia,” ujarnya dalam wawancara pada Oktober lalu.

Namun, dia melihat hal ini sebagai sebuah peluang. Dia membangun empat pusat data seluas 8,5 hektare di Cibitung, Jawa Barat. Rencananya, pusat data ini akan menampung hingga 300 MW untuk memenuhi permintaan di masa depan.

DCI juga bekerja sama dengan beberapa klien besar. Sebagai contoh adalah miliarder Anthoni Salim yang memiliki saham 11% di perusahaan itu untuk memperluas strategi kerja sama. DCI akan membuat Grup Salim memperluas kapasitas datanya menjadi 600 MW.

Grup perusahaan elit lain yang juga bekerja sama dengan DCI adalah Triputra Group dan grup Sinar Mas. Grup Ciputra juga dikabarkan tertarik untuk merambah ke industri pusat data ini. Namun, belum ada rencana spesifik untuk menindaklanjuti niat tersebut.

“Pusat data di Indonesia akan menjadi lebih kritis seiring dengan kemajuan internet global dan kesadaran perusahaan teknologi akan pentingnya untuk lebih dekat dengan para penggunanya. Target kami saat ini adalah menjadi pemain terbesar di Indonesia. Inilah arena bermain kami,” tegas Sugiri.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya