4 Fakta Otto Toto Sugiri, Dijuluki Bill Gates Indonesia Berharta Rp35 Triliun

Zikra Mulia Irawati, Jurnalis
Jum'at 17 Desember 2021 12:18 WIB
Ilustrasi Perjalanan Otto Toto Sugiri (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Otto Toto Sugiri tengah jadi perbincangan akibat namanya yang muncul di daftar 50 orang Indonesia terkaya. Dengan harta USD2,5 miliar atau setara Rp35,7 triliun (kurs Rp14.300 per USD), dia debut di daftar itu dan langsung mengamankan posisi ke-19.

Pencapaian ini tentu tak didapatkan Sugiri dalam waktu semalam. Ada perjalanan yang begitu panjang sebelum sampai ke titik ini. Dia bahkan pernah terpikir untuk pensiun lebih awal.

Bagaimana dinamika karier Otto Toto Sugiri untuk sampai ke titik sukses dengan PT DCI Indonesia yang jadi pusat data terbesar seperti sekarang? Simak fakta menariknya yang telah Okezone rangkum pada Jumat (17/12/2021) di bawah ini.

1. Gebrak industri teknologi Indonesia

Sejak awal kariernya, Sugiri merupakan penggebrak industri teknologi Indonesia. Setelah mundur dari Bank Bali, untuk pertama kalinya dia mendirikan sebuah perusahaan bernama Sigma Cipta Caraka pada 1989.

Baca Juga: 5 Pemuda Tajir Indonesia, Usia 45 Punya Harta Rp26 Triliun

Sigma merupakan salah satu perusahaan software pertama di Indonesia. Belum genap setahun beroperasi, perusahaan itu telah berhasil memperoleh pendapatan USD1,2 juta.

Pada 1994, Sugiri membuat gebrakan lain dengan Indonet. Dia membuat masyarakat Indonesia dapat mengakses internet dengan perusahaannya itu.

Baca Juga: Adu Tajir Anthony Salim-Djoko Susanto! Siapa Lebih Kaya Pemilik Indomaret Vs Alfamart?

Memasuki tahun 2000, Sugiri mendirikan BaliCamp dan membuat pengecek ejaan bahasa Indonesia untuk Microsoft. Sayangnya, perusahaan itu harus tutup imbas peristiwa bom Bali 2002.

2. Sempat terpikir pensiun

Pada 2008, Sugiri menjual 80% kepemilikan Sigma kepada PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dengan janji membuat Sigma go public. Namun, janji tersebut tak kunjung terealisasi dan membuatnya menjual sisa kepemilikan Sigma. Hal ini akhirnya membuat Sugiri sempat terpikir untuk pensiun.

3. Jeli tangkap peluang

Namun, peluang emas lain datang pada 2011. Pikiran pensiunnya seketika lenyap saat Pemerintah mengutarakan niat untuk membuat sebuah pusat data milik sendiri. Melihat kesempatan tersebut, Sugiri bersama keenam rekannya mendirikan PT DCI Indonesia (DCII).

DCII makin meraup untung setelah berubah status menjadi perusahaan terbuka pada Januari 2021 lalu. Nilai sahamnya meningkat hingga 11.000%. Perusahaan yang menjadi mitranya pun merupakan perusahaan milik para konglomerat Indonesia.

4. Dijuluki Bill Gates Indonesia

Karena hal-hal di atas, Sugiri dijuluki sebagai Bill Gates dari Indonesia oleh Chief Operating Officer (COO) perusahaan Dattabot, Tom Malik. Dia selalu mengusahakan yang terbaik untuk mendongkrak kredibilitas DCII agar dapat menarik klien besar.

“Saya tertantang untuk membuat fasilitas dengan standar tertinggi, yang mana tidak murah. Pusat data Tier IV menghabiskan uang lebih banyak 60% dibandingkan Tier III. Namun, ini adalah persoalan membangun kredibilitas,” papar Sugiri.

Sertifikasi Tier IV adalah sertifikasi terbaik di golongannya. Sugiri pun secara terang-terangan mengungkapkan keinginan agar DCII dapat menjadi pemain terbesar di Indonesia.

“Pusat data di Indonesia akan menjadi lebih kritis seiring dengan kemajuan internet global dan kesadaran perusahaan teknologi akan pentingnya untuk lebih dekat dengan para penggunanya. Target kami saat ini adalah menjadi pemain terbesar di Indonesia. Inilah arena bermain kami,” tegas Sugiri.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya