Kini di tengah situasi pandemi Covid-19 diakui Levi juga mengalami penurunan omzet. Bahkan di awal - awal Covid-19 omzet penjualan sempat anjlok total dan pernah tidak ada pesanan dari pembeli. Namun seiring dengan situasi membaiknya angka Covid-19 di beberapa negara termasuk di Indonesia, perlahan mulai mengalami kenaikan omzet.
"Dibanding kemarin sempat covid agak pengaruh. Saat ini mulai ada event juga, awal-awal Covid turun 50 persen. Pernah itu sudah pesan, sudah dibuatkan tapi kena cancel, karena memang eventnya nggak ada. Sekarang mulai berkembang lagi, lumayan naik lagi, karena event cosplay sudah banyak. Tapi belum sebanyak yang dulu, sekarang lumayan tapi naik lagi 80 persen, dibandingkan sebelum covid, . Kalau Covid itu sebulan dua kostum," paparnya,
Sementara itu seniman cosplay lainnya Muhammad Amin mengungkapkan, selain melayani pembuatan kostum cosplay, biasanya saat tidak ada pesanan ia dan teman-temannya membuat kostum pada bagian kepala dahulu. Nantinya setelah jadi helm tokoh itu dipasarkan untuk menarik minat pembeli
"Sementara menunggu pesanan dari konsumen, kalau lagi boring kita bikin helm - helm (cosplay) sendiri, terus bikin produk sendiri, baru ditawarkan di sosial media," ungkap Amin.
Dia berucap meski kini banyak saingan sejak 2015, tetapi pihaknya tetap yakin bisnis cosplay masih menjadi prospek ke depan. Apalagi setiap tahunnya akan ada tokoh - tokoh baru yang dijadikan film.
"Mulai ada saingan itu tahun 2015. Jadi untuk prospek yakin lah, bisa tambah banyak, setiap tahun ada karakter baru yang muncul. Misalnya Kamen Rider pasti ada yang baru, itu setiap tahun ada. Tetapi yang ingin kita bikin itu karakter itu Godzilla yang besar ukuran dua meter lebih, kita belum pernah bikin. Pernah bikin figurnya yang ukuran satu meter," ucapnya.
Dirinya berharap dengan mulai berangsur-angsur membaiknya kasus Covid-19 bisa membuat omzet pendapatannya meningkat. Apalagi beberapa daerah di Indonesia mulai memperbolehkan adanya kegiatan seperti festival cosplay.
(Feby Novalius)