JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mewanti-wanti sikap negara lain usai Indonesia melarangan ekspor batu bara. Menurutnya, Indonesia memiliki kontrak batu bara, nikel, timah, dan LNG, yang memerlukan komunikasi dengan negara-negara lain.
Meski ekspor batu bara sementara waktu tidak diizinkan, dia memandang komunikasi dua arah antara otoritas RI dan negara lain harus berjalan baik.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Buka Suara soal Dampak Larangan Ekspor Batu Bara
Dia menegaskan, larangan ekspor batu bara hanya berlaku 20 hari ke depan saja. Setelah pasokan sumber daya tersebut terpenuhi, keran ekspor akan kembali dibuka pemerintah.
"Jangan sampai negara lain melihat Indonesia tidak profesional, tetap semuanya harus komunikasi, dan negara lain Insya Allah mendukung lah, selama tidak disetop tahunan, kalau cuma tunda 20 hari, mereka kan juga penuh. Yang penting kita jangan saling menyalahkan, kita turun sesuai instruksi Presiden kita harus selesaikan masalahnya," ujar Erick, Rabu (5/1/2022).
Baca Juga: Duh! 418 Perusahaan Tambang Belom Pasok Batu Bara ke PLN
Kelangkaan batu bara dan LNG, lanjut Erick, menjadi momentum bagi Indonesia untuk memetakan sumber energi terbarukan ke depan. Dia menyebut Menteri ESDM Arifin Tasrif telah meluncurkan RUPTL energi baru terbarukan yang harus diikuti oleh semua pihak.
Di lain sisi, Erick juga meminta direksi perseroan negara di sektor energi dan kelistrikan tidak mengedepankan ego sektoral. Bahkan, dia mengaku telah menghubungi direksi PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk, dan PT PLN (Persero) untuk memastikan adanya kerja sama yang berkesinambungan dalam mengatasi kelangkaan sumber daya tersebut.