JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi Air Products di proyek hilirisasi batu bara mencapai Rp33 triliun. Investasi perusahaan perdagangan gas dan kimia asal Amerika Serikat ini terbesar kedua setelah Freeport.
Baca Juga: Peningkatan Kualitas SDM, Erick Thohir: Jangan Hanya Andalkan Sumber Daya Alam
"Ini tadinya 36 bulan, kami minta 30 bulan (pengerjaan proyek), ini full dari Amerika Serikat bukan dari Korea, Jepang, China, tidak benar kalau kita fokus ke beberapa negara," ujar Bahlil dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
Baca Juga: Foxconn Investasi Rp114 Triliun, Bangun Kendaraan Listrik di RI
Adapun, kerjasama proyek ini dilakukan oleh Air Products, Pertamina dan PT Bukit Asam dengan nilai kontrak USD15 miliar atau Rp214 triliun (kurs Rp14.312). Lanjut Bahlil, realisasi investasi Air Products di proyek ini tergolong sangat besar.
"Ini investasi terbesar setelah Freeport tahun ini," ujarnya.
Bahlil mengungkapkan, proyek hilirisasi batu bara sudah diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir sejak 2020 dengan melakukan pendekatan ke Amerika Serikat.
"Lalu, dilanjutkan dengan pembahasan teknis dengan Pak Arifin (Menteri ESDM), lalu di akhir November di Dubai kita tanda tangan MoU dengan Air Products sebesar USD15 miiliar," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)