"Untuk sekadar diketahui, kita ini dari Indonesia hampir 18 juta TEUs setahun, mungkin lebih sekarang. Itu rata-rata kita jadi feeder saja pada negara tetangga. Negara tetangga menikmati, cost kita naik," katanya.
Dengan begitu, Indonesia kini siap untuk mendorong hilirisasi dan efisiensi di pelabuhan dan mendorong yang menyangkut komoditi lain.
"Sekarang kita nggak mau, kita mau sekarang direct call saja langsung ke final destination, itu akan murah Indonesia lagi ke depan yang menyangkut tadi industri hilirisasi," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)