JAKARTA - Kawasan kumuh Tepi Sungai Gajah Wong di Yogyakarta telah ditata. Kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh di tepian sungai pun menjadi destinasi wisata baru kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta dengan konsep wisata air.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaannya dilakukan bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat.
Baca Juga: Menparekraf Dorong Pelaku Ekraf Mandalika Perkuat Prinsip-Prinsip Berkelanjutan
"Pemanfaatan selanjutnya menjadi peran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk memberdayakan masyarakat di kawasan tersebut dalam mengembangkan potensi kawasan," ujar Menteri Basuki, Minggu (13/2/2022).
Program penataan kawasan tepi Sungai Gajah Wong tersebut merupakan penataan skala kawasan Kota karena mencakup tiga kelurahan sekaligus yang saling berbatasan, yakni Kelurahan Muja Muju, Giwangan, dan Prenggan. Di Kelurahan Giwangan dan Prenggan penataan dilakukan dari Bendung Mrican hingga Jembatan Tegalgendu sedangkan di Kelurahan Muja-Muju dilakukan dari Jembatan Balirejo hingga Jembatan GL Zoo.
Baca Juga: Tes Pramusim MotoGP, Menparekraf: Be Faster and Stronger, Stay Safe and Enjoy Mandalika
Pekerjaan penataan kawasan kumuh di tiga kelurahan tersebut mencakup perbaikan jalan lingkungan, jalan inspeksi sekaligus pembangunan talut sebagai penguat jalan, pembangunan sanitasi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), drainase, pos pantau, hydrant proteksi kebakaran, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH), toilet, pendopo, ruang baca, tempat sampah, penambahan railing pagar serta lampu.