JAKARTA - Presiden Direktur Kereta Cepat Indonesia-China Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan rencana pemindahan Ibu Kota Negara pengaruhnya tidak begitu besar terhadap jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung nantinya.
Ini disebabkan karena Jakarta masih akan menjadi pusat ekonomi, bisnis dan perdagangan dan masih tetap menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Ditambah lagi adanya pertumbuhan daerah industri di sepanjang Trase yang dilalui KCJB.
Baca Juga: Heboh Tukang Las Kereta Cepat RI dari China, Simak 4 Fakta Mengejutkan
"Pemindahan IKN tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penumpang mengingat Kota Jakarta masih tetap menjadi kota perdagangan utama dan akan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya," ujarnya, Minggu (13/2/2022).
PT KCIC pun menggandeng Polar UI melakukan riset Demand Forecast penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Riset ini dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini tingkat permintaan dan prediksi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung setelah adanya Pandemi Covid melanda negara kita dan adanya beberapa perubahan asumsi menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Baca Juga: 4 Fakta Kereta Cepat Indonesia, Baru Bisa Balik Modal Setelah 40 Tahun!
Dalam riset Demand Forecast yang dilakukan Polar UI di 2021, diketahui jika penumpang harian KCJB mencapai lebih dari 30 ribu. Angka ini cukup baik meski memang menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan hasil riset yang dilakukan sebelumnya tim LAPI ITB di awal proyek.
Pada hasil riset LAPI ITB, diketahui permintaan akan penumpang KCJB mencapai 61 ribu penumpang per hari. Penurunan permintaan ini terjadi karena riset Polar UI didasari pada kondisi pandemi Covid-19 dan dampak turunan lainnya yang berimbas pada turunnya mobilitas warga.