JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkap, perubahan iklim dapat menimbulkan dampak yang lebih besar ancaman daripada pandemi. Untuk itu, para anggota G20 harus berperan dan mengantisipasi isu tersebut.
"Tak hanya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi menemukan cara untuk meningkatkan dan mengarahkan lebih banyak pembiayaan untuk investasi dan teknologi berkelanjutan yang memfasilitasi aksi iklim," tutur Sri Mulyani dalam Opening of the 1st Finance Minister and Central Bank Governor Meeting di Jakarta, Kamis (17/2/2022).
Dengan demikian, ia menilai seluruh anggota G20 perlu berkomitmen untuk menuju transisi yang adil dan terjangkau. Meski terdapat berbagai ancaman yang mengintai tersebut, hanya terdapat satu jalan maju ke depan untuk dapat pulih lebih kuat secara bersama-sama.
Dalam menghadapi situasi yang sulit ini, Sri Mulyani tetap optimistis dengan kemampuan G20 untuk bangkit, karena negara-negara G20 memiliki warisan yang kuat sebagai forum untuk mengatasi krisis ekonomi global.
"Dibentuk pada tahun 1999 sebagai tanggapan terhadap krisis keuangan Asia, hampir 10 tahun kemudian G20 berevolusi untuk berhasil menanggapi krisis keuangan global dengan memberikan tindakan tepat waktu dan efektif untuk melestarikan stabilitas keuangan internasional," ungkapnya.