Ketika sanksi negara adidaya membuat pasokan komoditas dari Rusia terputus, maka perusahaan di Eropa kemungkinan akan cenderung beralih dan mencari alternatif komoditas energi lain, termasuk batu bara di tengah upaya mereka menggencarkan pemakaian energi baru terbarukan (EBT).
Selain itu, pelaku pasar di tingkat global dinilai masih berhati-hati dalam memperdagangkan batu bara dari Rusia setelah sanksi dijatuhkan.
"Sepertinya beberapa perusahaan milik negara China menjauh dari batu bara Rusia untuk saat ini," kata seorang trader yang berbasis di Korea Selatan, dilansir SPGlobal, Kamis (24/2).
Sebagai informasi, Rusia adalah pemasok terbesar kedua batu bara ke China setelah Indonesia. Menurut Platts Analytics, impor batu bara China dari Rusia mencapai 26,69 juta metrik ton pada Januari - September 2021.
(Feby Novalius)