JAKARTA - Harga komoditas meningkat akibat invasi Rusia ke Ukraina. Kenaikan ini akan berlanjut sampai akhir Semester I-2022.
Konflik geopolitik menyebabkan sejumlah harga acuan komoditas seperti minyak mentah dunia melambung. Harga minyak dunia bergejolak dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Kelompok Hacker Patriotic Beraksi, Serangan Siber ke Ukraina Lumpuhkan Situs Pemerintah
Pekan lalu, harga acuan komoditas melampaui level tertinggi di atas USD100 per barel. Namun kemudian harga kembali anjlok.
Harga acuan Brent untuk pengiriman April, misalnya, anjlok USD1,15 atau 1,2 persen ke posisi USD97,93 per barel. Sedangkan untuk kontrak Mei, harga acuan menyusut menjadi USD94,12 per barel.
Baca Juga: Terdampak Perang Rusia-Ukraina, Sri Mulyani Harus Segera Atur APBN
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat untuk pengiriman Maret turut turun USD1,22 atau 1,3 persen ke level USD91,59 per barel. Padahal harga minyak dunia itu sempat menembus rekor tertinggi di posisi USD95,64.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, selain harga minyak yang bergejolak, komoditas pangan dan produk untuk pertanian ikut terganggu. Hal itu karena Rusia merupakan produsen gandum dan pupuk, kedua produk itu mengalami kenaikan harga.