Dampak Mengerikan jika Rusia Gagal Bayar Utang Jatuh Tempo Rp1,6 Triliun

, Jurnalis
Kamis 17 Maret 2022 06:43 WIB
Rusia Kemungkinan Gagal Bayar Utang. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Rusia diprediksi gagal bayar utang karena begitu banyaknya sanksi yang diterima akibat menyerang Ukraina.

Rusia harus membayar bunga obligasi negara berdenominasi dua dolar sejumlah USD117 juta atau setara Rp1,6 triliun (kurs Rp14.306/USD).

Hal itu merupakan pembayaran pertama sejak invasinya ke Ukraina yang memicu serangkaian sanksi dari negara-negara Barat dan tindakan balasan dari Moskow.

Kementerian Keuangan Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah mengirim perintah ke bank koresponden untuk pembayaran kupon obligasi euro sebesar USD117,2 juta yang jatuh tempo pada Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Dampak Perang Ukraina, Krisis Kelaparan di Yaman Memburuk

Kebuntuan diplomatik dan pembatasan ekonomi telah memicu pertanyaan tentang apakah dan bagaimana Rusia akan melakukan pembayaran. Pasalnya kegagalan bayar utang luar negeri ini terbesar pertama sejak 1917, ketika Bolshevik gagal mengakui utang Tsar setelah revolusi.

Berikut adalah hal-hal yang kita ketahui dan tidak ketahui tentang utang Rusia, sekaligus pembayarannya:

Rusia memiliki 15 obligasi internasional dengan nilai nominal sekitar USD40 miliar, yang mayoritas dipegang oleh investor internasional.

Kupon pada 16 Maret adalah yang pertama dari beberapa kewajiban bayar, dengan USD615 juta lainnya jatuh tempo pada bulan Maret ini. Pembayaran pokok pertama jatuh tempo pada 4 April ketika obligasi USD2 miliar jatuh tempo.

Baca Juga: AS Kirim Lebih Banyak Drone hingga Senjata Antiperang Udara ke Ukraina

Obligasi itu sendiri telah diterbitkan dengan campuran persyaratan. Obligasi yang dijual setelah Rusia dikenai sanksi atas pencaplokan Krimea pada 2014 berisi ketentuan untuk pembayaran mata uang alternatif. Untuk obligasi yang terdaftar setelah 2018, rubel terdaftar sebagai opsi mata uang alternatif.

Obligasi yang terkait dengan pembayaran kupon pada Rabu (16/3/202) terdaftar pada 2013 dan harus dibayar dalam mata uang dolar AS, dengan Citi sebagai agen pembayaran.

Menurut prospektus obligasi, pembayaran dalam mata uang lain hanya akan efektif setelah penerima menukarkan jumlah mata uang tersebut dengan dolar, dan dengan jumlah dolar yang dapat diperoleh kembali di pasar terbuka.

Akankah Moskow Bayar?

Sanksi yang diterapkan merupakan pukulan telak, terutama pembekuan cadangan mata uang bank sentral. Moskow pada awalnya menolak keras prospek pengiriman mata uang keras (hard currency) atau mata uang yang sering digunakan di negara-negara maju yang diterima secara luas di dunia, untuk investor asing.

Keputusan presiden pada 5 Maret mengumumkan bahwa debitur Rusia memiliki hak untuk membayar kreditur asing dalam rubel dan dengan menempatkan dana mereka di rekening Tipe C di penyimpanan nasional. Namun, bank sentral dan kementerian keuangan dapat membuat pengecualian.

Pernyataan selanjutnya lebih bernuansa dan tampaknya memungkinkan pembayaran hard currency. Kementerian Keuangan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menyetujui prosedur sementara untuk melakukan pembayaran FX dan bahwa Rusia akan memenuhi kewajiban secara tepat waktu dan penuh.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya