Erick Thohir Lobi Chalieco Bereskan Proyek Smelter Mempawah

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Senin 21 Maret 2022 17:41 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Okezone.com/KBUMN)
Share :

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan negosiasi ulang dengan China Aluminum International Engineering Corporation Limited (Chalieco), konsorsium dalam proyek pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Negosiasi Erick Thohir dengan pihak Chalieco usai konsorsium Indonesia dan China tidak memperoleh kesepakatan atas sejumlah masalah dalam proyek pembangunan pemurnian tersebut.

Hal ini menyebabkan SGAR stagnan di angka 13,7%. Padahal target proyek strategi nasional (PSN) ini hingga Maret 2022 mencapai 77 persen dan siap beroperasi pada 2023 mendatang.

Baca Juga: Proyek Smelter Mempawah Bikin Mind ID Rugi, Simak Penyebabnya!

Namun, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) dan China Aluminum International Engineering Corporation Limited selaku konsorsium Indonesia-China, hingga kini belum mencapai sejumlah kesepakatan pasca penandatanganan kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) pada awal 2020 lalu.

"Menteri BUMN juga sudah melakukan pendekatan dengan Chalieco untuk meminta agar pelaksanaan ini bisa on the track dan melihat di mana yang bisa dibantu pemerintah Indonesia dalam mempercepat proyek ini," ujar Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan saat RDP bersama Komisi VII DPR RI, Senin (21/3/2022).

Dany menyebut, meski pihak Chalieco masih komitmennya terhadap bisnis smelter ini, nyatanya sengketa di antara pihak internal dari pihak konsorsium yang mengerjakan proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) senilai USD 831 juta ini masih berlangsung.

Baca Juga: Smelter Freeport Disetrum Listrik PLN, Kapan Beroperasinya?

"Dari PTPP juga sudah ada beberapa inisiasi, tetapi fakta di lapangan memang ternyata banyak Terms and Condition (T&C) yang harus disesuaikan," katanya.

Namun demikian, MIND ID sebagai pemegang saham BAI setiap bulannya melakukan evaluasi dengan terhadap manajemen. "Setiap bulan kita panggil Lak Dante dan kawan-kawan untuk mengevaluasi proyek karena proyek ini juga dievaluasi oleh tiga konsultan pengawas yang ditunjuk PT BAI," tutur dia.

PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) selaku konsorsium dari PT Inalum (Persero) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, mencatat ada sejumlah persoalan utama yang menyebabkan proyek pemurnian ini tak berjalan sesuai rencana.

Direktur Utama BAI, Dante Sinaga menyebut masalah utamanya adalah terhambatnya pengadaan barang (procurement).

Menurutnya, procurement terhambat hingga 47,75 persen. Perkara ini menyebabkan engineering tidak dapat mencatatkan data-data barang yang menjadi kebutuhan proyek. Sehingga, terjadi perlambatan pengiriman barang.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya