Sri mengakui, memang kondisi pasar SBN dan pasar uang cenderung tertekan oleh inflasi, dampak konflik geopolitik, dan capital outflow. Kendati kondisi tersebut, dia menilai Indonesia mampu menciptakan ketahanan APBN dengan kondisi kas yang cukup.
"Pasar keuangan Indonesia yang volatile tidak harus dipaksa untuk melakukan pembiayaan APBN. Ini adalah strategi yang sangat pas dan sesuai, sehingga APBN mendapatkan reputasi dan kredibilitas yang baik, terutama kalau kita lihat baik para investor ritel maupun besar institusionalnya mereka semuanya memiliki kepercayaan, rating agency juga memberikan konfirmasi. Jadi ini adalah salah satu tren perbaikan dan penguatan APBN yang harus terus kita jaga," pungkas Sri.
(Feby Novalius)