Mengintip Rencana Elon Musk Usai Beli Twitter Rp633 Triliun, Jadi seperti Apa?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 26 April 2022 16:17 WIB
Elon Musk Beli Twitter (Foto: SCMP)
Share :

Sejarah kontroversial

 

Musk, yang memiliki lebih dari 80 juta pengikut di Twitter, memiliki sejarah kontroversial di platform yang dia beli itu.

Pada tahun 2018, regulator keuangan AS menuduh Musk mengunggah cuitan yang menyesatkan investor Tesla. Tuduhan itu diselesaikan dalam ganti rugi senilai USD40 juta (Rp575 miliar). Musk hingga kini juga masih menyangkal tuduhan itu.

Dan pada tahun 2019 Musk digugat melakukan pencemaran nama baik karena cuitannya menyebut seorang penyelam yang terlibat penyelamatan anak-anak sekolah di Thailand sebagai pelaku pedofilia.

Senin lalu, Musk, yang dikenal sering berselisih dengan jurnalis dan memblokir kritik, menyebut Twitter sebagai forum debat.

"Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara," tulisnya hanya beberapa jam sebelum kesepakatan diumumkan.

Bisakah Musk mengubah Twitter?

Sebagai bagian dari proses pengambilalihan yang diprediksi akan selesai akhir tahun ini, saham Twitter akan dihapus dari daftar dan akan dijadikan sebagai aset privat.

Musk menyebut langkah itu akan memberinya kebebasan untuk membuat perubahan terhadap Twitter.

Di antara ide-idenya yang lain, Musk berencana memberi ruang cuitan yang lebih panjang dan fitur menyunting cuitan yang sudah diterbitkan.

Saham Twitter pada hari Senin ditutup lebih dari 5% lebih tinggi setelah kesepakatan diumumkan.

Namun harga itu tetap lebih rendah dari penawaran Musk sebeesar USD54,20 (sekitar Rp780 ribu) per saham. Ini diyakini sebuah tanda bahwa Wall Street yakin Musk membeli Twitter dengan harga yang terlalu tinggi.

Musk mengatakan dia tidak "peduli dengan perhitungan ekonomi" dari pembelian tersebut. Bagaimanapun, dia akan Twitter yang pernah melalui saat-saat terburuk dan terbaik dalam catatan kinerja keuangan mereka.

Terlepas dari pengaruhnya, Twitter jarang menghasilkan keuntungan. Pertumbuhan pengguna mereka, khususnya di AS, juga melambat.

Perusahaan yang didirikan pada 2004 itu mengakhiri 2021 dengan pendapatan USD5 miliar (sekitar Rp71,9 triliun) dan 217 juta pengguna harian secara global.

Angka-angka itu lebih kecil dari capaian yang diklaim oleh platform lain seperti Facebook.

Bret Taylor, Ketua Dewan Direksi Twitter, mengatakan telah sepenuhnya menilai tawaran Musk. Menurutnya, pengalihan kepemilikan adalah jalan terbaik bagi pemegang saham Twitter di masa depan.

Tidak jelas siapa yang akan memimpin Twitter setelah dibeli Musk. Twitter saat ini dipimpin oleh Parag Agrawal. Dia meneruskan estafet kepemimpinan dari salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, November lalu.

Namun dalam dokumen penawarannya, Musk mengatakan kepada Dewan Direksi Twitter: "Saya tidak percaya pada manajemen."

Agrawal berkata kepada para pegawainya, Senin lalu, bahwa masa depan Twitter tidak pasti.

"Begitu kesepakatan ditutup, kami tidak tahu ke arah mana platform ini akan beranjak," kata Agrawal, menurut kantor berita Reuters.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya