Mengintip Rencana Elon Musk Usai Beli Twitter Rp633 Triliun, Jadi seperti Apa?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 26 April 2022 16:17 WIB
Elon Musk Beli Twitter (Foto: SCMP)
Share :


Bagaimana kesepakatan pembelian terjalin?

Rencana Musk membeli Twitter bergulir dalam kecepatan yang luar biasa. Awal April lalu terungkap bahwa dia telah menjadi pemegang saham terbesar di Twitter dengan mengantongi 9,2% saham.

Musk kemudian diundang untuk bergabung ke Dewan Direksi Twitter, tapi dia menolak dan kemudian mengajukan tawaran kejutan pada 14 April lalu. Ketika itu dia berkata ingin membuka potensi Twitter sebagai benteng kebebasan berbicara.

Twitter mencoba menolak tawaran Musk. Mereka sempat mengancam akan mencairkan kepemilikan saham siapa pun yang membeli lebih dari 15% saham di perusahaan tersebut.

Namun, sikap Twitter berubah setelah Musk mengungkapkan lebih banyak detail keuangan tentang tawaran yang diajukannya.

Musk telah mendapatkan pendanaan sebeasr $25.5 miliar (sekitar Rp367 triliun) untuk kesepakatan dan akan mengambil Rp300 triliun saham dalam bisnis.

Dewan Direksi Twitter dengan suara bulat menyetujui tawaran tersebut dan mengajukannya kepada pemegang saham yang kemudian akan melakukan pemungutan suara.

Analisis James Clayton, reporter isu teknologi kawasan Amerika Utara

Progres pembelian terjadi saat banyak orang di Silicon Valley menolak rencana Musk. Tiba-tiba Elon Musk adalah pemilik mutlak Twitter.

Dia mengatakan ini bukan tentang "ekonomi", ini tentang kekuasaan dan pengaruh.

Dengan menguasai perusahaan pribadi itu, Musk akan melakukan kontrol total atas Twitter.

Musk memiliki kekuatan untuk melakukan dengan perusahaan sesukanya. Dalam praktiknya, itu berarti kebijakan moderasi yang jauh lebih ringan.

Musk juga mengatakan bahwa dia akan membuat algoritme publik sehingga orang dapat lebih memahami cara kerja Twitter.

Langkah ini membuka pintu bagi kembalinya Donald Trump ke platform, meskipun dia tampaknya lebih suka menggunakan platform media sosialnya sendiri, Truth Social, untuk saat ini.

Selama bertahun-tahun kaum konservatif menyebut Twitter bias terhadap mereka. Pengambilalihan ini membuat Partai Republik di AS gembira

Namun kelompok lain kecewa dengan tampilan Twitter tanpa moderasi platform yang kuat.

Anda hanya perlu melihat seberapa banyak kritik yang diterima Facebook karena tidak menghapus grup yang terkait dengan teori konspirasi QAnon, atau gerakan 'Stop the Steal' untuk membayangkan berapa banyak kritik yang akan dilontarkan Musk.

Bahaya yang kini dihadapi Twitter adalah kebebasan berbicara tak terkekang di media sosial bisa menjadi sangat buruk dengan sangat cepat.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya