"Untungnya kita masih punya stok, itu makanya kita tidak naik itu karena kain itu kita banyak karena terhenti oleh Covid kemarin. Dengan harga yang ini, makanya kita harganya masih tetap. Seandainya kita beli sekarang ya kita nggak mungkin (tetap harganya), tahun ini tahun yang akan datang pasti naik. Karena kan kainnya naik, hampir tiap minggu naik, per yard hitungannya, naiknya bisa 10 persen, beban paling tinggi di produksi," urainya.
Dia juga harus menambah ongkos kepada para pekerja di tengah kenaikan harga sejumlah kebutuhan pangan pokok.
Meski demikian, dia belum berani menaikkan harga produknya karena berniat kembali membuka pasar di tengah melonggarnya aturan pandemi Covid-19.
Dia memilih keuntungannya berkurang sedikit dibandingkan harus kehilangan beberapa pelanggan tetapnya.
"Kita gak bisa menaikkan harga jual, karena kita masih mencari pasar lagi. Jadi membuka pasar lagi, seperti sebelum Covid. Meskipun semuanya pada naik, jadi kita menurunkan margin keuntungan saja. Tahun ini kita menangnya karena di kuantitas banyak pesanan, jadi kuantitas lebih besar," tukasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)