JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa program substitusi biomassa atau co-firing pada pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara akan meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 1,8 persen.
"Program co-firing ini akan meningkatkan bauran EBT sekitar 1,8 persen melalui substitusi sebagian batu bara dengan biomassa sampai dengan kurang lebih 10 persen," kata Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa (7/6/2022).
Pemerintah Indonesia menggunakan biomassa sebagai substitusi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara untuk mempercepat pemanfaatan EBT menuju target 23 persen pada tahun 2025. Program co-firing sejalan dengan upaya Indonesia menuju target netralitas karbon pada tahun 2060.
Kementerian ESDM memproyeksikan kebutuhan biomassa untuk co-firing sekitar 10,2 juta ton per tahun pada 2025 dan implementasi program itu akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi sekitar 11 juta ton karbondioksida.
Edi menyampaikan co-firing tak hanya meningkatkan kontribusi EBT pada bauran energi nasional, tetapi juga berdampak positif kepada pengembangan ekonomi kerakyatan.
“Program co-firing merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan dan land preservation program yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan biomassa, sehingga sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat karena membuka lapangan kerja dan peluang bisnis di sektor biomassa khususnya yang berbasis sampah dan limbah,” jelas Edi.