JAKARTA - Penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak semakin meningkat. Berdasarkan data yang di rilis Kementan pada situs siagapmk.id, tercatat belum ada tren penurunan kasus hewan terjangkit.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengakui memang kecepatan penularan virus tersebut hampir sama dengan Covid-19. Bisa menyebar melalui udara bahkan kontak fisik.
Baca Juga: Presiden Jokowi Akui Penyebaran Virus PMK Cepat meski Sudah Lockdown
Hal tersebut diperparah ketika datangnya musim Lebaran Idul Adha yang mana demand atau permintaan akan hewan ternak khususnya pada sapi, kerbau, kambing, maupun domba meningkat untuk kebutuhan kurban. Di samping itu hewan tersebut juga cukup rentan untuk tertular.
Kementerian Pertanian menyampaikan informasi terkait peta penyebaran wabah PMK hingga jumlah hewan sakit hingga mati karena virus. Hasilnya mengabarkan setidak terdapat 180 kabupaten di 18 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Bolehkah Kurban dengan Hewan yang Pernah Sakit?
Kementan juga merilis jumlah hewan sakit akibat wabah PMK berjumlah 151.536 ekor, adapun hewan yang terpaksa dilakukan pemotongan bersyarat berjumlah 895 ekor, sedangkan yang hewan mati berjumlah 698.
Sedangkan per hari ini, 17 Juni 2022, Kementan merilis peta penyebaran wabah PMK melalui situs siagapmk.id. Hasilnya jumlah kabupaten yang terserang virus semakin meluas hingga 193 kabupeten di 18 provinsi.
Meluasnya wilayah yang terserang PMK juta di ikuti oleh peningkatan jumlah hewan ternak yang sakit, pemotongan bersyarat, hingga hewan yang harus mati. Pada tanggal tersebut tercatat hewan yang sakit berjumlah 181.705 ekor.
Adapun hewan yang dilakukan pemotongan bersyarat 1.332 ekor. Sedangkan hewan yang mati berjumlah 900 ekor. Kematian hewan akibat wabah tersebut meningkat 202 ekor dalam kurun waktu kurang lebih 4 hari.
(Feby Novalius)