JAKARTA - Mata uang kripto terlihat terus mengalami penurunan pada pekan ini.
Dikutip dari BBC Indonesia, di mana untuk Bitcoin anjlok sampai miliaran dolar.
Sehingga hal ini berdampak pada investor di seluruh dunia, termasuk pemerintah El Salvador.
Adapun negara di Amerika Tengah itu sudah menggelontorkan jutaan dolar ke bitcoin dan menjadikannya alat pembayaran yang sah sembilan bulan lalu.
BACA JUGA:Polisi Temukan Data Penting Koin Kripto di Flash Disk Indra Kenz
Mereka juga mendorong masyarakat untuk menggunakannya dalam transaksi sehari-hari.
Transaksi itu berupa pembelian pernak-pernik, makanan, bensin dam rumah.
Diketahui, wara bisa bertransaksi dengan mata uang kripto di banyak tempat.
Bahkan, bisa digunakan juga untuk ke edagang kali lima sampai rantai supermarket besar.
Sehingga ini menjadi bukti bahwa perkembangan bitcoin sejak digagas dalam sebuah forum internet pada tahun 2008 kian maju.
Serta keputusan Presiden Nayib Bukele untuk menjadikan mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah berarti secara teori dia harus diterima oleh semua bisnis, selain mata uang El Salvador lainnya.
Namun, jatuhnya mata uang kripto telah memunculkan lebih banyak pertanyaan tentang kebijakan tersebut.
Terutama untuk penggunaan dana publik sebesar hampir USD100 juta atau setara Rp1,4 triliun untuk membeli bitcoin.
Telihat juga setiap pembeliannya dirayakan oleh sang presiden dengan sebuah twit.
BACA JUGA:Investor Tarik Dana Rp102,7 Triliun dari Tether, Kripto Mulai Turun?
Kini, 2.300 bitcoin milik El Salvador bernilai setengah dari harga belinya, tetapi menteri keuangan menepis berbagai kritik, dengan mengatakan risiko fiskal sangat minimal.
Untuk gerakan bitcoin di El Salvador dimulai di El Zonte, sebuah kota kecil di pantai selatan tempat berselancar dan memancing.
Pada tahun 2019, seorang donor anonim memberi sekelompok penggemar mata uang kripto di sana yang pertama dari banyak sumbangan besar dalam bentuk bitcoin.
Sayangnya tidak ada yang tahu dia siapa, hanya kesepakatannya bahwa El Zonte dapat menyimpan koin digital tersebut dengan syarat mereka tidak diubah menjadi dolar.
Karena idenya adalah menciptakan ekonomi sirkular berbasis bitcoin pertama di dunia.
Dengan membuat orang dapat dibayar dalam sistem tersebut.
Di seluruh dunia bitcoin dapat digunakan untuk jual-beli online, kecuali di kafe dan di jalanan.
El Zonte sejauh ini telah menerima sekitar USD350.000 atau setara Rp5,1 miliar)dari sang dermawan anonim, jumlah yang signifikan untuk kota yang kumuh namun indah ini.
El Zonte sekarang juga dikenal dengan nama Pantai Bitcoin.
Ada juga Katerina Contreras termasuk orang-orang pertama yang merasakan manfaatnya.
Dia mengaku ditawari untuk mengikuti pelatihan menjadi penjaga pantai.
Penyelenggara membayar transportasi dan makanan peserta pelatihan dalam bentuk bitcoin.
"Kemudian selama enam bulan kami bekerja sebagai penjaga pantai dan dibayar dengan bitcoin," ujarnya.
Sementara beberapa bisnis di kota mengatakan mereka telah melihat peningkatan 30% dalam perdagangan berkat para Turis bitcoin.
Tapi masih belum semua usaha mengadopsi bitcoin.
Sebagai informasi, pemerintah [un tidak berencana untuk memaksa bisnis agar menerima bitcoin.
Walaupun seharusnya mereka melakukannya berdasarkan Undang-Undang bitcoin negara itu.
Pemerintah dengan tegas menyebut uang tunai masih berkuasa di sini.
Tercatat Presiden Bukele telah menyalurkan USD200 juta atau setara Rp2,9 triliun dana publik ke dalam aplikasi dompet Bitcoin yang disubsidi, bernama Chivo.
Dia mengumumkan kalau siapa pun yang mengunduh aplikasi tersebut mendapatkan USD30 atau setara Rp450.000 dalam bentuk Bitcoin ketika mendaftar, yang dapat menjelaskan mengapa aplikasi tersebut telah diunduh empat juta kali di negara berpenduduk 6,5 juta jiwa.
Setelah itu, Dana Moneter Internasional (IMF) telah mendesak El Salvador untuk membalikkan keputusannya membuat bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah.
Alasannya bahwa itu terlalu tidak stabil untuk tujuan ini, dan ekonom lokal seperti Tatiana Marroquin semakin khawatir.
Pihaknya menyebut pemerintah tidak punya cukup uang untuk membantu orang-orang yang rentan.
Jadi seharusnya mereka tidak mengambil risiko dengan menggelontorkan dana publik ke dalam mata uang kripto.
Hanya saja Menteri Pariwisata Morena Valdez bersikeras warga Salvador tetap percaya kepada Presiden Bukele.
El Salvador sekarang ingin melangkah lebih jauh.
Presiden Bukele telah mengumumkan rencana untuk membangun kota baru Bitcoin City yang berlokasi di kaki gunung berapi yang akan menyediakan energi panas bumi dan menggerakkan tambang Bitcoin raksasa.
Dia berharap bisa mengumpulkan uang dengan menjual obligasi yang disebut Volcano Bonds senilai USD1 miliar atau setara Rp14,7 triliun yang rencananya dijual pada bulan Maret tetapi sampai sekarang belum muncul.
Untuk para pejabat mengatakan mereka yakin mereka akan dapat mengumpulkan dana dan membayar tagihan utang luar negeri yang membengkak sebesar USD800 juta atau setara Rp11,8 triliun.
(Zuhirna Wulan Dilla)