NEW YORK - Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Selasa, karena pelaku pasar meninggalkan aset-aset berisiko dan beralih ke mata uang safe-haven di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan global. Sementara euro turun karena pasar mengelola ekspektasi kenaikan suku bunga ECB.
Euro tersendat setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde tidak memberikan wawasan baru tentang prospek kebijakan bank sentral.
ECB secara luas diperkirakan akan mengikuti rekan-rekan globalnya dengan menaikkan suku bunga pada Juli untuk mencoba mengendalikan inflasi yang melonjak, meskipun para ekonom terpecah atas besarnya kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Dolar AS Melesat, Euro Tergelincir Tertekan Data Manufaktur
Euro bertahan di bawah 1,06 dolar setelah Lagarde mengatakan bank sentral akan bergerak secara bertahap tetapi dengan opsi untuk bertindak tegas pada setiap penurunan inflasi jangka menengah, terutama jika ada tanda-tanda penurunan ekspektasi inflasi.
Euro terakhir melemah 0,6% menjadi 1,052 dolar.
"ECB berada di tempat yang sulit karena diperkirakan akan melihat perlambatan yang lebih signifikan daripada banyak rekan-rekannya," kata Ahli Strategi Senior Valas TD Securities, Mazen Issa, dikutip dari Antara, Rabu (29/6/2022).
Baca Juga: Dolar AS Menguat, Euro Anjlok Sikapi Kebijakan Bank Sentral Eropa
"Ada batasan yang melekat pada seberapa banyak yang akan dapat dilakukan ECB, terutama dalam arti relatif, katakanlah, The Fed," tambah Issa.
Pasar uang memperkirakan sekitar 238 basis poin (bps) kenaikan suku bunga kumulatif pada pertengahan 2023 dibandingkan dengan sekitar 280 basis poin yang mereka antisipasi dua minggu lalu.