Ananta menambahkan, SMF sebagai penerbit Efek Beragun Aset Surat Pertisipasi (EBA-SP) dapat mempertahankan investasi yang diterbitkan melalui proses sekuritisasi tersebut dengan rating idAAA, bahkan di saat investasi lain tertekan karena wabah pandemi COVID-19.
"Kondisi tersebut, mencerminkan struktur EBA-SP yang cukup solid. Bukan itu saja, EBA-SP juga memiliki underlying portofolio KPR yang dipilih dengan kriteria sangat ketat, dan distruktur dengan sangat baik untuk menekan risiko gagal bayar. Di samping itu, terdapat peran SMF yang memberikan credit enhancement untuk EBA-SP. Dengan status SMF sebagai BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara, dalam hal ini Kementerian Keuangan, maka risiko atas EBA-SP dapat diminimalisir," jelasnya.
Kegiatan securitization summit hari pertama sendiri akan diisi dengan kegiatan International Group Disussion dengan tajuk “Securitization as Innovative Mode to Finance Affordable and Green Housing In Indonesia”. Sesi ini akan menghadirkan beberapa pembicara seperti Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Pembiayaan Perumahan, Herry Trisaputra Zuna, Presiden Direktur Bank Syariah Indonesia, Heri Gunadi, Direktur Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Soelistio Darmawan, Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo serta para praktisi internasional dari Japan Housing Finance Corporation (JHFC) dan Mongolia Mortage Corporation (MNK).
Sementara, sesi hari kedua akan diisi dengan kegiatan International Group Discussion dengan tajuk “The Establishment of Indonesia Securitization Forum” akan membahas seputar pengembangan pasar sekuritisasi di Indonesia melalui bechmarking peran dari Forum Sekuritisasi di Australia dalam mengembangkan pasar sekuritisasi di negara tersebut.
Selanjutnya mendorong terbentuknya forum sekuritisasi Indonesia sebagai sebuah collaboration network untuk membangun pemahaman yang sama antar para pihak yang terkait dalam proses sekuritisasi baik regulator maupun pelaku pasar serta investor.
Hari terakhir rangkaian acara akan mengusung pokok bahasan “Investor Ritel: Small Step, Big Impact! Investasi Efek Beragun Aset (EBA) Untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional”. Sesi ini akan memberikan edukasi kepada masyarakat umum terutama generasi millenial terkait literasi keuangan dan investasi, khususnya produk investasi berpenghasilan tetap fixed income investment seperti EBA Ritel SMF.
Selain menjadi sesi edukasi pasar, sesi ini juga diharapkan dapat membuka pasar yang lebih luas untuk serapan investor baru EBA Ritel, dimana produk ini merupakan satu-satunya produk investasi berbasis aset KPR di Indonesia.
(Feby Novalius)