Orang 'Terkaya' RI Ungkap Transaksi Sekuritisasi KPR di RI Masih Minim

Michelle Natalia, Jurnalis
Senin 04 Juli 2022 18:21 WIB
Sekuritisasi KPR di Indonesia Masih Minim. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - Orang 'terkaya' Indonesia, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban mengungkapkan bahwa hingga saat ini transaksi sekuritisasi KPR di Indonesia masih minim.

Oleh karena itu belum banyak para pemangku kepentingan di industri perumahan mau menggunakan instrument sekuritisasi. Padahal, sekuritisasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sekuritisasi dapat memberikan dampak yang luas bagi ekonomi nasional, di mana secara tidak langsung dapat membantu Pemerintah dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi nasional, khususnya di sektor perumahan dan juga menjadi upaya dalam mengurangi jumlah backlog perumahan," ujar Rionald di Jakarta, Senin (4/7/2022).

Rionald menambahkan bergeraknya sektor perumahan akan memberikan efek berlipat pada sektor lain atau setidaknya pada 170 industri turunan lainnya di sektor perumahan.

Baca Juga: Akad Massal KPR Subsidi dalam Sehari, PUPR Yakin Industri Properti Tumbuh 10%

"Ini akan banyak sekali menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya akan terus mendorong bergeraknya sektor ekonomi dan mendorong pemulihan ekonomi nasional," ucapnya.

Selain peserta internasional, kegiatan securitization summit ini juga akan dihadiri oleh para pemangku kepentingan di bidang perumahan seperti Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, pihak perbankan dan multifinance, serta para investor.

Untuk meningkatkan hal tersebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berkolaborasi menggelar kegiatan “Securitization Summit 2022, Unlocking Secutization Role in Developing Sustainable Finance” guna mendorong pengembangan sekuritisasi KPR di Indonesia.

Kegiatan yang rencananya akan dihadiri dan dibuka oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati ini akan berlangsung selama tiga hari pada 6-8 Juli 2022.

Baca Juga: Penyaluran KPR FLPP Capai Rp24,19 Triliun, Berapa Rumah Murah Terbangun?

Kegiatan yang juga menjadi rangkaian kegiatan Road to G20 ini juga akan dihadiri oleh para pembicara dan peserta dari internasional antara lain dari Japan Housing Finance Corporation (JHFC) dan Mongolia Mortgage Corporation (MNK) untuk memberikan gambaran praktek sekuritisasi di negara masing-masing.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan pihaknya mendukung terlaksananya kegiatan securitization summit. Melalui kegiatan ini diharapkan akan semakin banyak para pemangku kepentingan dibidang perumahan yang memahami manfaat dari sekurtiisasi.

Sekuritisasi ini menjadi bagian dari strategi Asset Liability Management, Risk Management dan dapat digunakan sebagai pemenuhan rasio NSFR dan LCR bagi Perbankan.

"Untuk memitigasi risiko kredit, pada umumnya Bank menempuh berbagai upaya antara lain dalam bentuk jaminan, asuransi atau agunan. Sejalan dengan perkembangan usaha, kompleksitas transaksi dan jenis risiko, terdapat teknik mitigasi risiko kredit lain yang telah dikenal sesuai dengan standar praktek internasional (best international practices) yaitu Sekuritisasi Aset," kata Ananta.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya