JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan obligasi melalui instrumen obligasi dan sukuk dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada Kamis (14/7/2022).
Obligasi dan Sukuk terbagi menjadi 2 seri.
Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan indikasi kupon Obligasi dan Sukuk 7,45% - 8,10% per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan indikasi kupon Obligasi dan sukuk 7,80% - 8,50% per tahun.
Bunga Obligasi dan Sukuk dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi dan Sukuk.
Penjamin Pelaksana Emisi dalam obligasi ini adalah Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.
BACA JUGA:Bank BNI Lunasi Obligasi Rp3,06 Triliun
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan total nilai emisi obligasi dan sukuk pada tahun 2022 sebanyak-banyaknya Rp3 triliun, namun saat ini yang akan diterbitkan Rp2 triliun dan sisanya akan diterbitkan tahun depan dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
"Dana Obligasi dan Sukuk ini akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,8 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar," ujarnya pada acara konferensi pers Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (14/7/2022).
Didiek menjelaskan bahwa rencana pengembangan Sumatera Bagian Selatan sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu baranya.
Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional dimana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang.
Selain itu, KAI akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi.
KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar.
Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan.
Adapun pengadaan sarana KA BIAS ditujukan sebagai dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju Bandara.
KAI akan mengadakan sebanyak 4 trainset dimana 1 trainsetnya terdiri dari 4 unit kereta.
Dengan adanya KA BIAS, KAI memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan perjalanan dari dan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo.
KA BIAS menghubungkan stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kadipiro, Solo Balapan, Purwosari, Klaten, Maguwo, Yogyakarta, Wates, dan Kedundang.
Tersedianya layanan transportasi Kereta Api terintegrasi dengan bandara akan semakin memudahkan masyarakat untuk bepergian dengan mudah dan nyaman tanpa perlu melalui kemacetan di jalan raya.
“Penawaran umum kali ini, akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang. Hal ini adalah wujud dari komitmen kami dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Didiek.
Didiek mengungkapkan kinerja keuangan dan profitabilitas tahun 2017 sampai dengan 2019 menunjukkan peningkatan yang stabil.
Pada tahun 2020 terdapat penurunan kinerja yang diakibatkan oleh dampak pandemi.
Di tahun 2021 KAI berhasil melakukan recovery sehingga mampu menurunkan net loss secara signifikan walaupun masih dalam situasi pandemi. Di Tahun 2021, KAI mampu meningkatkan kinerjanya sehingga membukukan arus kas operasi operasi positif Rp723 miliar.
Adapun pada kuartal I 2022, kinerja KAI baik angkutan penumpang maupun angkutan barang meningkat dibanding kuartal I-2021.
Volume penumpang pada kuartal I 2022 yaitu 51,7 juta penumpang, naik 33,7% dibanding kuartal I 2021 yaitu 38,6 juta penumpang. Sementara volume angkutan barang pada kuartal I 2022 yaitu 12,5 juta ton, naik 15% dibanding kuartal I 2021 yaitu 10,9 juta ton.
Sedangkan kenaikan volume pada angkutan penumpang dan barang pada kuartal I 2022 dibanding kuartal I 2021 berkontribusi pada kenaikan kinerja profitabilitas dan arus kas operasi.
Profitabilitas naik 110,7% pada kuartal I 2022 dibandingkan dengan kuartal I 2021. Sementara pada periode yang sama arus kas operasi membaik sebesar 73,6%.
(Zuhirna Wulan Dilla)