Tenang! Indonesia Tidak Akan seperti Sri Lanka Bangkrut, Berikut Indikatornya

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 14 Juli 2022 07:53 WIB
Sri Lanka Merupakan Salah Satu Negara yang Bangkrut. (Foto: Okezone.com/AFP)
Share :

Faisal juga menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia positif, yaitu 5,01% pada kuartal I tahun 2022.

"Kita tidak akan sampai ke sana (seperti Sri Lanka). Asalkan kebijakan yang merespon kondisi global itu, cepat. Jadi gabungan antara kebijakan moneter dan fiskal saling sinergi sehingga dampak buruk dari ekonomi global bisa diredam di dalam negeri," kata Faisal.

Walaupun demikian, Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha Rachbini meminta pemerintah untuk waspada dan responsif terhadap gejolak global, terutama ancaman stagflasi.

Stagflasi adalah kondisi di mana perekonomian mengalami inflasi yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi stagnan bahkan menurun.

"Konflik Rusia-Ukraina berkepanjangan terus mendorong naik harga energi dan pangan sehingga terjadi inflasi di negara-negara maju, termasuk kita," kata peneliti ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eisha Rachbini.

Eisha menambahkan, "dengan harga meningkat, produsen menanggung biaya lebih besar dalam produksi yang membuat mereka berkontraksi, mengurangi produksi. Ini menjadi ancaman besar secara global, menimbulkan stagflasi," katanya.

Bank Dunia melalui laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2022 memperingatkan terjadinya resesiekonomi yang disertai dengan inflasi yang tinggi (stagflasi), dipicu oleh pandemi Covid-19 ditambah adanya konflik Rusia dan Ukraina.

Untuk itu Eisha meminta pemerintah untuk berhati-hati dan cermat melakukan pengelolaan perekonomian dengan melakukan relokasi subsidi yang tepat guna meredam inflasi.

"Situasi global tidak menentu karena ada stafgasi. Negara-negara maju akan melakukan hal sama, menaikan suku bunga, sehinga gejolak eksternal itu juga perlu diperhatikan," ujarnya.

Di antaranya adalah Bank Sentral AS telah menaikan suku bunga sebesar 75 basis poin. Kemudian, Bank Sentral Rusia sebesar 200 basis poin. Begitu juga Pakistan 125 basis poin dan Bank Sentral Malaysia sebanyak 25 basis poin.

Sementara itu, Bank Indoneisa belum melakukan peningkatan suku bunga acuan, dengan menjaga di level 3,5%.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya