7 Fakta Inflasi China Meroket karena Daging Babi hingga Terjadi Krisis Bisnis Properti

Feby Novalius, Jurnalis
Senin 15 Agustus 2022 04:26 WIB
Bisnis Properti di China Krisis. (Foto: Okezone.com/Freepik)
Share :

6. Pengungkapkan Masyarakat

Pasangan muda yang pindah ke Zhengzhou mengatakan setelah membayar uang muka pada tahun lalu, pengembang properti mengundurkan diri sehingga pembangunan pun terhenti.

"Saya telah membayangkan berkali-kali kegembiraan tinggal di rumah baru, tapi sekarang semuanya terasa konyol," kata perempuan yang tidak ingin disebutkan namanya itu.

Seorang wanita berusia 20-an tahun yang juga membeli rumah di Zhengzhou mengatakan bahwa siap untuk berhenti membayar cicilan rumahnya.

"Ketika proyek dilanjutkan sepenuhnya, saya akan lanjut membayar," ucapnya.

7. Utang Bisnis Properti Meningkat

Menurut perkiraan S&P Global, pinjaman yang diboikot berjumlah USD145 miliar atau sekitar Rp2.156 triliun). Lembaga lain mengatakan angka itu bisa lebih tinggi.

Aksi para pembeli properti ini telah mendapat perhatian pihak berwenang, di tengah pasar properti yang berada di bawah tekanan ekonomi yang melambat serta krisis uang tunai.

Lebih lagi, hal itu menandakan kurangnya kepercayaan terhadap salah satu pilar utama perekonomian di China, yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia.

"Boikot hipotek, didorong oleh sentimen yang memburuk terhadap properti, adalah ancaman yang sangat serius terhadap posisi keuangan sektor ini," kata lembaga riset Oxford Economics.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya