JAKARTA - Presiden Jokowi mengungkapkan alasan alokasi anggaran subsidi BBM hingga Rp502 triliun. Hal ini dilakukan supaya harga BBM tetap terjaga dan tidak membenai masyarakat.
"Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp 502 triliun di tahun 2022 ini, agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," terang Jokowi.
Baca Juga:Jokowi Bilang Pemberian Subsidi BBM Rp502 Triliun Agar Harga Bensin Tidak Tinggi
Menurut Jokowi, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini. Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia, dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan.
Baca Juga:Jokowi: Inflasi di RI 4,9%, Jauh di Bawah Negara Maju 9%
"Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9%. Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7%. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9%," kata Jokowi.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun mengharapkan bahwa PT Pertamina (Persero) mampu mengendalikan volume penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi agar postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga.