JAKARTA - PT PLN (Persero) menyatakan mampu menurunkan utang sebesar Rp62,5 triliun selama 2 tahun, sehingga bisa menyehatkan keuangan dan memberikan kontribusi pada keuangan negara.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, efisiensi yang dilakukan menjadi daya tahan bagi PLN untuk menghadapi segala tantangan, salah satunya tantangan penurunan demand. Meskipun dalam kondisi demand menurun dalam dua tahun terakhir, PLN tetap membukukan laporan keuangan yang positif.
"Kami telah menurunkan utang kami selama 2 tahun Rp62,5 triliun dan dalam proses ini kami juga mengurangi biaya operasi kami baik itu pembayaran bunga, pembayaran pokok sekitar Rp7 triliun di tahun 2021 saja ditambah tunjangannya Rp5 triliun selama 5 tahun mendatang," jelas Darmawan dalam Webinar BUMN Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional oleh MNC Portal, Rabu (17/8/2022).
Dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN. Begitu juga dari pengelolaan utang, PLN mampu menurunkan utang dari Rp451 triliun pada 2020 menjadi Rp417 triliun pada Juni 2022. PLN memprediksi bisa mengurangi beban utang Rp5 triliun per tahun.
Sedangkan hasil luar biasa lainnya, biaya pokok produksi listrik turun dari 1.438 menjadi 1.333 di tahun 2021. Di masa pandemi saat demand turun, kini PLN berhasil meningkatkan demand di 2022 menjadi 6,7% bahkan di sektor industri naik 14,3%.