JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan memperlambat pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun ini. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memprediksi bahwa kenaikan suku bunga BI sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% akan memperlambat pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022.
Menurutnya kenaikan suku bunga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama berkaitan dengan investasi hingga konsumsi, bergantung pada seberapa cepat transmisi kenaikan suku bunga oleh sektor perbankan.
"Dari sisi inflasi sendiri, dampaknya terhadap keyakinan konsumen dan penjualan ritel, yang pada 2 bulan terakhir mulai mengalami penurunan," kata Josua, Rabu (24/8/2022).
Untuk kuartal III sendiri, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II. Namun, kenaikan pertumbuhan ekonomi ini lebih disebabkan oleh low base effect pada kuartal III-2021, yang melambat akibat penyebaran varian Delta COVID-19.
"Perlambatan akan mulai terasa pada kuartal IV-2022 mendatang, yang diperkirakan melambat hingga di bawah 5%. Secara umum, pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan berkisar pada 5,0% hingga 5,2%," jelasnya.
Menurutnya, dengan ekspektasi masih solidnya pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan kreditpun diperkirakan akan tetap solid di kisaran 9 hingga 11% yoy mengingat kondisi likuiditas yang tetap mendukung penyaluran kredit perbankan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)