JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti kondisi perekonomian global yang semakin pelik.
Perekonomian dunia saat ini makin gelap dan dihantui krisis utang hingga risiko terjadinya stagflasi.
"Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai dan masih ada negara yang belum pulih, ditambah lagi dengan perang Rusia-Ukraina, inflasi melambung tinggi karena supply chain disruption," ujar Sri dalam rapat kerja dengan Komite IX DPD RI di Jakarta, Kamis(25/8/2022).
Sri mengatakan bahwa negara-negara maju sudah mengambil respon pengetatan moneter, seperti Amerika Serikat (AS) yang menaikkan suku bunga acuannya.
Namun, hal ini berimbas pada pelemahan Rupiah dan guncangan di pasar keuangan.
BACA JUGA:Sri Mulyani Pamer Rasio Utang RI Turun Jadi 37,9% Kurang dari 2 Tahun
"Banyak negara yang tidak kuat (menghadapi situasi) dan bahkan bisa bangkrut. Belum lagi banyak di antaranya yang memiliki rasio utang di atas 60%, bahkan menyentuh 100%, kondisinya makin sulit dan bisa saja default," ungkap Sri.