Arifin mengungkapkan, semakin cepat pensiun dini PLTU dilakukan maka akan kebutuhan biayanya akan semakin besar pasalnya masih ada kewajiban untuk membayar kembali pinjaman dan bunga yang masih berjalan.
Menurut hitung-hitungan Kementerian ESDM, untuk mendukung percepatan dan efektivitas transisi menuju energi bersih, Indonesia membutuhkan dukungan pendanaan mencapai US$ 1 triliun hingga 2060 mendatang untuk pembangkit energi terbarukan dan juga transmisi.
"Kerja sama memiliki peran penting dalam mencapai transisi energi yang adil, terjangkau dan aman," pungkas Arifin.
(Feby Novalius)