Sementara hanya 20% dinikmati masyarakat kurang mampu.
Artinya, ada pengguna BBM bersubsidi masih belum tepat sasaran.
Dia mengatakan, apabila itu terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan angkutan umum akan menghilang digantikan kendaraan pribadi yang terus menjamur dan menikmati BBM bersubsidi dari pemerintah.
"Pada 10 tahun ke depan, kendaraan pribadi motor dan mobil akan terus bertambah, di sisi lain, angkutan umum tanpa kebijakan yang berpihak dan komprehensif kian mendekati kepunahan," jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya fokus menata dan mengembangkan angkutan umum penumpang tanpa menaikkan harga BBM bersubsidi.
Dia juga menambahkan kalau pengawasan penyaluran BBM bersubsidi untuk angkutan umum bisa melalui aplikasi yang ditunjang dengan penataan operator.
Seperti yang diketahui, harga Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.
Sedangkan harga Solar naik dari dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Harga Pertamax non subsidi juga naik menjadi Rp14.500 dari sebelumnya Rp12.500.
(Zuhirna Wulan Dilla)