JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 12 poin di level Rp14.842 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan hari ini, Senin (12/9/2022).
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan salah satu faktor internal pemicu mata uang garuda ini melemah karena dipicu oleh sikap pasar yang masih terjebak pada opini populis dalam menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Pelaku pasar menilai penyesuaian harga BBM adalah kebijakan yang sulit dihindari pemerintah, ketika harga minyak dunia terus berada dikisaran 100 dolar AS per barel seperti sekarang ini. Kebijakan ini adalah pil pahit yang harus ditelan untuk kesehatan fiskal negara," terang Ibrahim dalam rilis hariannya.
BACA JUGA:Rupiah Menguat ke Rp14.830/USD Sambut Akhir Pekan
Kemudian dia menyebut bahwa sebagian publik juga masih mengabaikan fakta obyektif kondisi keuangan negara, nilai tukar rupiah, dan krisis energi global.
"Konflik antara Rusia dan Ukraina sebenarnya telah membuat produksi dan pasokan minyak mentah dari kedua negara terhambat, sehingga terjadi kenaikan harga minyak dunia. Tak mengherankan jika harga keekonomian BBM di dalam negeri juga mengalami kenaikan," jelas Ibrahim.
Sementara dari faktor eksternal, lanjut dia, karena Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga deposito utamanya menjadi 0,75%.
"Itu kenaikan terbesar yang pernah ada, dan Presiden Christine Lagarde memandu untuk dua atau tiga kenaikan lainnya dalam upaya untuk membawa inflasi pada level rekor kembali ke target bank 2%," pungkasnya.
Di samping itu, dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (13/9/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.830 - Rp14.890.
(Zuhirna Wulan Dilla)