Berdasarkan analisa Refinitiv Commodities Research, produksi CPO Malaysia diperkirakan akan meningkat pada periode September, meskipun masih menghadapi tantangan kekurangan tenaga kerja.
Saingan terberat Negeri Jiran yakni Indonesia dikabarkan tengah mengurangi persediaan mereka sekaligus memberi diskon yang besar terhadap penjualan ke India. Harga yang lebih murah dari Indonesia dikhawatirkan bakal menggerus permintaan CPO Malaysia.
Sejalan dengan gejolak tersebut, sejumlah harga minyak nabati lain juga mengalami penurunan, seperti harga minyak kedelai di Bursa Dalian China keok 1,5%, sementara kontrak CPOnya anjlok 2,8%. Sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade merosot 0,2%.
Harga minyak nabati saling memberi pengaruh satu sama lain mengingat persaingan mereka untuk mendapatkan porsi permintaan di pasar minyak global.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)