JAKARTA - Banyak masyarakat merasa penggunaan BBM Pertalite sekarang lebih boros dibanding sebelumnya. Hal ini pun menjadi pertanyaan karena pengeluaran anggaran jadi bertambah khususnya setelah harga Pertalite dinaikkan.
Akademisi dari Kelompok Keahlian Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengungkapkan, apabila pengguna BBM Pertamax beralih ke Pertalite, konsumsinya memang akan menjadi boros.
Alasannya, bilangan oktan atau Research Octane Number (RON) Pertalite (90) lebih rendah ketimbang Pertamax (92/98).
Baca Juga: Harga BBM Belum Turun, Erick Thohir: Minyak Masih di USD90/Barel
"Wajar ya kalau daya lebih rendah maka otomatis bahan bakar akan lebih boros," kata Zaenuri, Kamis (22/9/2022).
Beda kasus jika pengguna sebelumnya juga memakai Pertalite. Dari biasanya cukup untuk seminggu, misalnya, kini mungkin sekitar 3-4 hari.
“Mungkin secara komposisi kimia senyawanya di dalam BBM berubah sehingga nilai kalori bensin berubah,” katanya.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Segera Terbitkan Revisi Perpres Pembatasan BBM Subsidi
Perubahan senyawa juga bisa mengakibatkan perubahan massa jenis ataudensitybensin. Jika ukuran bensin sama-sama satu liter, namun massa jenis berkurang dari 820 menjadi 770 gram, pemakaian bensin pasti akan jadi boros.
“Jadi begitud ensity berubah maka nilai kalori per liternya berubah,” kata Tri.
Karena itu, menurutnya, ada yang bilang kalau mengisi BBM jangan siang hari ketika panas terik, atau ketika BBM baru diisi di SPBU. Itu, kata dia terkait densitas yang berubah. Masalahnya, kata Tri, dalam spesifikasi minyak dan gas sebagai syarat boleh tidaknya bahan bakar dijual di Indonesia, tidak diperhitungkan soal nilai kalori.
“Karena itu tidak ada ketentuan nilai kalori dalam spesifikasi,” ujar dia.