"Secara fix cost kita sangat tinggi, sementara dari segi pendapatan sangat turun drastis, oleh sebab itu upaya kita selama satu tahun itu kita mencoba negosiasi dengan para kreditur, namun demikian dalam perjalanannya kami memahami bahwa program reskturisasi secara komperensif ini menjadi sangat kritikal," tambahnya.
Adapun, Irfan mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan pengurangan jumlah pesawat di rute yang tidak mengalami keuntungan atau pun sepi penumpang.
Di mana itu dari semula 172 rute, hanya akan menjadi 70-an rute.
Sementara itu, Dia menyebut dalam pembuatan bisnis plan dibutuhkan PMN Rp7,5 triliun melalui rights issue dan perubahan struktur kepemilikan karena konversi utang kreditur dalam skema PKPU.
Serta dia menekankan kalau Garuda Indonesia juga membutuhkan dukungan Komisi XI, PMN dan rights issue pasca PKPU.
(Zuhirna Wulan Dilla)