Di samping itu, kredit restrukturisasi pun telah turun hampir 40% dibandingkan periode sebelumnya. Meski demikian, Mahendra menyebut masih ada sebagian portofolio kredit restrukturisasi yang masih membutuhkan dukungan ke depannya.
Dia menyebut, tersisa kurang lebih dua sektor di wilayah tertentu, yang mungkin membutuhkan relaksasi atau penyesuaian lebih lanjut. Namun sejalan dengan kondisi kesehatan perbankan dan lembaga pembiayaan, secara keseluruhan sektor keuangan sudah pulih.
Mahendra pun mengimbau para lembaga jasa keuangan (LJK) untuk memantau dan memastikan ketersediaan likuiditas sebagai bentuk antisipasi risiko. Ia pun meminta para LJK untuk mencermati risiko pasar, seperti eksposur terhadap surat-surat berharga dan valuta asing.
“Kami imbau juga LJK untuk mencermati perkembangan risiko kredit dan pembiayaan di sektor-sektor yang memang memiliki sensitivitas terhadap perkembangan global. Khususnya agar proporsi penempatan dana tidak berlebihan, sehingga portofolio bisa tetap sehat dan prudent,” pungkas dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)