Industri Baterai RI Butuh Rp231,7 Triliun untuk Kendaraan Listrik, dari Mana Uangnya?

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Selasa 18 Oktober 2022 13:27 WIB
Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) mencatat nilai investasi produksi baterai untuk kendaraan listrik yang dibutuhkan mencapai USD15 miliar atau setara Rp 231,7 triliun.

Nilai ini disampaikan oleh Direktur Utama Indonesia Battery Corporation, Toto Nugroho.

Toto mencatat nilai investasi tersebut hanya bisa diperoleh melalui kerja sama dengan mitra strategis global.

 BACA JUGA:Kendaraan Listrik Bisa Pangkas Subsidi BBM Rp502 Triliun

IBC memang sudah mengantongi kesepakatan investasi sebesar USD15 miliar dari dua kemitraan strategis.

Pertama adalah kemitraan yang dijalin salah satu induk usaha IBC, yakni PT Aneka Tambang Tbk dengan korporasi asal China PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL) untuk inisiatif proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi.

Kemitraan kedua, perjanjian serupa dengan LG Energy Solution, perusahaan asal Korea Selatan.

"Maka dari itu diperlukan mitra, kebutuhan investasi sangat besar sekitar USD15 miliar diperlukan dari 2.000 ME energi bersih untuk mendukung integrasi EV battery ini," ujar Toto sesi diskusi dalam gelaran SOE International Conference, Nusa Dua Bali, Selasa (18/10/2022).

Dia menjelaskan dalam roadmap atau peta jalan 2022-2060, IBC juga dituntut untuk mengejar target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Toto menilai ada banyak tantangan untuk mencapai hal tersebut.

Khusus IBC, tantangan yang dihadapi berupa kemitraan investasi, teknologi, nikel yang diproduksi menjadi baterai untuk kendaraan listrik, hingga tenaga kerja profesional yang dibutuhkan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya