Sementara dari sisi eksternal, Ibrahim menyebut safe-haven dolar AS menguat terhadap mata uang utama di tengah tanda-tanda kenaikan suku bunga Federal Reserve mengerem ekonomi terbesar dunia, sementara sentimen risiko meningkat karena Rishi Sunak bersiap untuk menjadi perdana menteri Inggris.
"Dolar melemah sebelumnya setelah rilis IMP Komposit Global S&P Oktober menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut, sebuah indikasi bahwa pengetatan moneter agresif Fed memiliki dampak yang signifikan," ujarnya.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Rabu (26/10/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.610 - Rp15.660.
(Zuhirna Wulan Dilla)